Pentingnya Buku Catatan dalam Menulis

buku

Ketika blogwalking di beberapa blog yang sebenarnya mau mencari informasi  mengenai tema mind set (pola pikir) ternyata saya nyangkut di blognya mas Sigit Budi Darmawan. Sejenak berhenti untuk mnegulik blog ini, ternyata saya menemukan artikel tentang pentingnya sebuah catatan untuk memperlancar dalam kegiatan tulis menulis.

Mengapa ini menarik bagi saya? Karena dulu saya termasuk orang yang suka membawa buku catatan, yang saya gunakan untuk mencatat segala peristiwa yang saya alami atau saya temui, selain itu juga saya gunakan untuk menuliskan beberapa ide yang “berkeliaran” di alam pikir saya. Hasilnya? Ternyata hasilnya 0 besar bagi saya.

Inkonsistensilah yang menjadi masalahnya bagi saya. Ketika ide atau sesuatu yang ingin saya tulis sudah muncul mau tidak mau harus saya tulis saat itu juga. Saya tidak bisa menunggu dan menyimpannya dalam buku catatan tersebut dalam waktu yang lama. Harus segera saya tuangkan dalam tulisan (blog) kalau tidak segera maka hilang mood untuk menulisnya kembali. Bahkan seringnya, dalam kesibukan bekerja pada saat itulah ide-ide bermunculan. Mau tidak mau saya mencuri-curi waktu dalam pekerjaan saya untuk menuliskan ide tersebut dengan bertahap. Benar-benar manajemen diri yang payah, bukan?

Tetapi untuk kasus penulisan yang sedikit lebih berat hal tersebut (mencatat di buku catatna) masih bisa saya lakukan, walaupun beberapa ide, sekarang tertutup oleh lembaran halaman-halaman di dalam buku catatan dan jarang saya buka kembali karena kesibukan. Hal itulah yang mendasari kenapa ketika ada ide harus segera saya tuangkan agar tidak mengendap terlalu lama dan akhirnya menghilang.

Tetapi saya menyetujui apa yang disampaikan oleh mas Sigit Budi Darmawan, karena pada dasarnya ketika ingin menulis dengan baik kita harus bisa membuat ide-ide tersebut dalam suatu rangkaian cerita yang menarik. Untuk mendapatkan rekaman dan tahapan yang sudah kita pikirkan, catatan-catatan tersebut sangatlah penting. Mengapa?

Catatan tersebut berfungsi untuk menambah referensi dan membuat suatu ide tulisan menjadi lebih “nyambung” antara ide satu dengan yang lain. Skema penulisan akan lebih runtut dan sistematis yang efeknya tentu koherennsi dan konsistensi dalam penulisan lebih terjaga sehingga menghasilkan cerita yang utuh dan menarik.

Selama ini, kita melihat catatan (buku catatan) sangat penting bagi seorang jurnalis, tetapi kalau kita berpikir lebih, sebagai seorang blogger (terutama yang menulis dalam personal blog), catatan (buku) juga sangat penting untuk mendokumentasikan setiap kejadian di sekitar kita. Mengapa demikian? Bagi seorang blogger (personal blog) kekuatan penceritaan suatu kejadian menjadi hal yang paling penting selain informasi yang diberikan. Buku catatan memberikan data dan fakta yang yang mendetail dari apa yang kita lihat dan rasakan, sehingga dalam menceritakan suatu kejadian akan lebih terasa kuat karena kita sendiri yang telah mengalami/melihat.

Banyak hal sebenarnya apa yang dimaksud dengan buku catatan. Buku catatan dapat pula Anda tafsirkan dengan media dokumentasi suatu peristiwa atau kejadian. Bentuknya pasti macam.macam, ada yang  menggunakan buku catatan dan pena, ada juga handphone atau smartphone, ada juga yang menggunakan tape redorder(rekaman) atau bahkan bisa juga menggunakan kamera dan video.

Dengan adanya berbagai media yang bisa dipakai untuk mencatat, media-media tersebut dapat berperan sebagai sebuah “bank ide” sekaligus “bank data” yang berfungsi untuk menyimpan ide-ide yang muncul atau kejadian yang kita alami/lihat. Tanpa kita sadari, berbagai media tersebut akan sangat berguna untuk mengumpulkan dan menjadi tabungan ide bagi hobi menulis kita. Hal tersebut akan sangat membantu dalam perjalanan belajar tulis-menulis walaupun hanya menulis di blog saja.So, kayaknay saya harus mulai membawa buku catatan lagi kemanapun saya pergi! Salam. Semoga bermanfaat.